Budidaya Kelapa Sawit / Palm Oil (Elaeis
guineensis Jacq.)
Ekologi Kelapa Sawit
Daerah
pengembangan tanaman kelapa sawit yang sesuai berada pada 15 °LU-15 °LS.
Ketinggian pertanaman kelapa sawit yang ideal berkisar antara 0-500 m dpl.
Kelapa sawit menghendaki curah hujan sebesar 2.000-2.500 mm/tahun. Suhu
optimum untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 29-30 °C. Intensitas
penyinaran matahari sekitar 5-7 jam/hari. Kelembaban optimum yang ideal
sekitar 80-90 %. Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik,
Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol. Nilai pH yang
optimum adalah 5,0–5,5. Kelapa sawit menghendaki tanah yang
gembur, subur, datar, berdrainase baik dan memiliki lapisan solum yang dalam
tanpa lapisan padas. Kondisi topografi pertanaman kelapa sawit sebaiknya
tidak lebih dari 15o.
Perbanyakan
Perbanyakan
kelapa sawit dilakukan dengan cara generatif dan saat ini sudah dilakukan
kultur jaringan untuk memperbanyak kelapa sawit. Pada pembiakan dengan kultur jaringan digunakan bahan pembiakan
berupa sel akar (metode Inggris) dan sel daun (metode Perancis). Metode ini
mampu memperbanyak bibit tanaman secara besar-besaran dengan tingkat produksi
tinggi dan pertumbuhan tanaman seragam.
Persyaratan Benih
Benih untuk bibit kelapa sawit disediakan
oleh Marihat Research Station dan Balai Penelitian Perkebunan Medan. Benih
dengan kualitas sangat baik ini berasal dari induk Delidura dan bapak
Pisifera.
Pengecambahan Benih (Cara Balai Penelitian Perkebunan Medan)
a) Tangkai tandan buah dilepaskan dari
spikeletnya.
b) Tandan buah diperam selama tiga hari dan sekali-kali disiram air. Pisahkan buah dari tandannya dan peram lagi selama 3 hari.
c) Masukkan buah ke mesin pengaduk untuk
memisahkan daging buah dari biji. Cuci biji dengan air dan masukkan ke
dalam larutan Dithane M-45 0,2% selama 3 menit. Keringanginkan dan seleksi
untuk memberoleh biji yang berukuran seragam.
d)Semua benih disimpan di dalam ruangan
bersuhu 22 derajat C dan kelembaban 60-70% sebelum dikecambahkan.
Pengecambahan Benih
a) Rendam biji dalam air selama 6-7 hari dan ganti air tiap hari, lalu rendam dalam Dithane M-45 0,2% selama 2 menit. Biji dikeringanginkan.
b) Masukkan biji ke dalam kaleng
pengecambahan dan tempatkan dalam ruangan dengan temperatur 39 derajat C dan
kelembaban 60-70% selama 60 hari. Setiap 7 hari benih dikeringanginkan selama
3 menit.
c) Setelah 60 hari rendam benih
dalam air sampai kadar air 20-30% dan keringanginkan lagi. Masukkan biji ke
larutan Dithane M-45 0,2% 1-2 menit. Simpan benih di ruangan 27 derajat C.
Setelah 10 hari benih berkecambah. Biji yang berkecambah pada hari ke 30
tidak digunakan lagi.
Pembibitan
Terdapat dua teknik pembibitan yaitu: (a)
cara langsung tanpa dederan dan (b) cara tak langsung dengan 2 tahap (double
stages system), yaitu melalui dederan/pembibitan awal (prenursery) selama 3
bulan dan pembibitan utama(nursery)selama 9 bulan.
Lahan pembibitan dibersihkan, diratakan dan dilengkapi dengan instalasi penyiraman. Jarak tanam biji di pembibitan adalah 50x50, 55x55, 60x60, 65x65, 70x70, 75x75, 80x80, 85x85, 90x90 atau 100x100 dalam bentuk segitiga sama sisi. Jadi, kebutuhan bibit per hektar antara 25.000-12.500.
a) Cara langsung
Kecambah langsung ditanam di dalam
polibag ukuran besar seperti pada cara pembibitan. Cara ini menghemat tenaga
dan biaya.
b) Cara tak langsung
1. Dederan
Tujuan pembibitan awal adalah untuk
memperoleh bibit kelapa sawit yang merata pertumbuhannya sebelum dipindahkan
ke pembibitan utama. Umumnya pembibitan awal dilakukan dengan cara
pembibitan kantong plastik. Kegiatan pemeliharaan di pembibitan awal meliputi
pemeliharaan jalan dan saluran air, penyiraman, penyiangan, pemupukan,
penjarangan naungan, pengendalian hama dan penyakit serta seleksi
bibit.
Kecambah dimasukkan ke dalam polibag 12x23
atau 15x23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah lapisan atas yang telah diayak.
Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu lembab. Simpan
polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3-4 bulan dan
berdaun 4-5 helai bibit dipindahtanamkan ke pembibitan.
2. Pembibitan
Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam
polibag 40 x 50 atau 45 x 60 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30 kg
tanah lapisan atas yang diayak. Sebelum bibit ditanam, siram tanah di dalam
polibag sampai lembab. Polibag disusun di atas lahan yang telah diratakan dan
diatur dalam posisi segitiga sama sisi dengan jarak seperti disebutkan di
atas.
Kegiatan pemeliharaan bibit di pembibitan
utama meliputi:
1. Penyiraman
Kegiatan penyiraman di pembibitan utama
dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Jumlah
air yang diperlukan sekitar 9–18 liter per minggu untuk setiap bibit.
2.
Pemupukan
Pupuk
yang digunakan dapat berupa pupuk tunggal atau pupuk majemuk (N,P,K dan Mg)
dengan komposisi 15:15:6:4 atau 12:12:7:2.
3. Seleksi bibit
Seleksi dilakukan sebanyak tiga
kali. Seleksi pertama dilakukan pada waktu pemindahan bibit ke
pembibitan utama. Seleksi kedua dilakukan setelah bibit berumur empat
bulan di pembibitan utama. Seleksi terakhir dilakukan sebelum bibit
dipindahkan ke lapangan. Bibit dapat dipindahkan ke lapangan setelah berumur
12-14 bulan. Tanaman yang bentuknya abnormal dibuang, dengan ciri-ciri:
a) bibit tumbuh meninggi dan kaku
b) bibit terkulai c) anak daun tidak membelah sempurna d) terkena penyakit e) anak daun tidak sempurna.
Penanaman
Pembukaan lahan dilakukan cara mekanis
(membajak dan menggaru) dan cara kimia yaitu dengan herbisida. Lubang
tanam dibuat 2-3 bulan sebelum penanaman bibit di lapangan. Bibit ditanam
dengan jarak tanam 9 m x 9m. Jarak tanam yang digunakan pada tanah
bergelombang adalah 8,7 m x 8,7 m. Lubang tanam
diberi pupuk dasar berupa Rock Phosphate (RP) dengan dosis 500 g per
lubang. Areal yang masih belum ditanami dan terbuka perlu ditanami
tanaman penutup tanah (Legume Cover Crop). Contoh tanaman ini adalah Peuraria
javanica, Calopogonium mucunoides dan Centrosema
pubescens.
Pemeliharaan Tanaman
Pemupukan
Tujuan dari pemupukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM) adalah untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif. Sedangkan pemupukan pada tanaman menghasilkan (TM) diarahkan untuk produksi buah. Pemberian pupuk dilakukan dua kali setahun, yaitu pada awal musim hujan dan akhir musim hujan. Pemupukan dilakukan dengan menyebarkan pupuk secara merata di dalam piringan. Jenis pupuk yang digunakan pada TBM berupa pupuk tunggal ataupun pupuk majemuk, seperti CF 12.12.5.12 ( 12 % N, 12 % P2O5, 5 % K2O, 12 % MgO), Urea (45 % N), RP (60 % P2O5), Murriate of Potash (60 % K2O), Kieserite ( 26 % MgO) dan Borate (46 % B2O5). Pemupukan pada TM berdasarkan hasil analisa daun yang dilakukan pada tahun sebelumnya. Dosis pupuk yang diaplikasikan pada TBM dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel
1. Dosis pemupukan tanaman kelapa sawit belum menghasilkan (TBM).
------------------------------------------------------------------------------------
Umur tanaman(bulan) Jenis dan dosis pupuk (kg/pohon) SA TSP KCI Kieserite Garam Borium ------------------------------------------------------------------------------------ 0 - 0.50 - - - 1 0.10 - - - - 3 0.25 - 0.15 0.15 - 5 0.25 - 0.15 0.15 - 8 0.25 0.50 0.25 0.15 0.02 12 0.25 - 0.25 0.15 - 16 0.50 0.50 0.50 0.25 0.03 20 0.50 - 0.50 0.25 - 24 0.50 - 0.50 0.25 0.05 28 0.75 1.00 0.75 0.25 - 32 0.75 - 0.75 0.25 - ------------------------------------------------------------------------------------ Total 4.10 2.50 3.80 1.85 0.01 ------------------------------------------------------------------------------------ Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, 1987
Kastrasi
Kastrasi adalah kegiatan pembuangan bunga dan buah pasir untuk merangsang pertumbuhan vegetatif serta untuk mencegah infeksi hama dan penyakit. Kastrasi dilakukan ketika tanaman mulai berbunga untuk pertama kalinya sampai tanaman berumur 33 bulan (6 bulan sebelum panen). Kastrasi dilakukan dengan interval satu bulan sekali.
Penyerbukan Buatan
Bunga jantan dan betina pada tanaman
kelapa sawit letaknya terpisah dan masaknya tidak bersamaan sehingga
penyerbukan alami kurang intensif. Faktor lain yang menyebabkan perlunya
penyerbukan buatan adalah karena jumlah bunga jantan kurang, kelembaban yang
tinggi atau musim hujan yang panjang. Untuk mengoptimalkan jumlah tandan yang
berbuah, dilakukan penyerbukan buatan oleh manusia atau oleh
serangga. Penyerbukan buatan dilakukan setelah kegiatan kastrasi dihentikan.
a) Penyerbukan oleh Manusia
Dilakukan saat tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang sedang represif (bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari jantan). Ciri bunga represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala putik kemerah-merahan dan berlendir. Cara penyerbukan:
1.
Bak seludang bunga.
2. Campurkan serbuk sari dengan talk murni (1:2). Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium. 3. Semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan menggunakan baby duster/puffer.
b)
Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit (SPKS).
Serangga
penyerbuk Elaeidobius camerunicus yang tertarik pada bau bunga jantan.
Serangga dilepas pada saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara ini
adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak
lebih besar 15% dan produksi inti meningkat sampai 30%. Kekurangan cara ini
buah sulit rontok, tandan buah harus dibelah dua dalam pemrosesan.
Pengendalian
Gulma
Pengendalian
gulma bertujuan menghindarkan tanaman kelapa sawit dari persaingan dengan
gulma dalam hal pemanfaatan unsur hara, air dan cahaya. Kegiatan
pengendalian gulma juga bertujuan untuk mempermudah kegiatan
panen. Contoh gulma yang dominan di areal pertanaman kelapa sawit
adalah Imperata cylindrica, Mikania micrantha, Cyperus rotundus, Otochloa
nodosa, Melostoma malabatricum, Lantana camara, Gleichenia linearis dan
sebagainya. Pengendalian gulma terdiri dari penyiangan di piringan
(circle weeding), penyiangan gulma yang tumbuh diantara tanaman LCC, membabat
atau membongkar gulma berkayu dan kegiatan buru lalang (wiping).
Penunasan
atau Pemangkasan Daun
Penunasan
merupakan kegiatan pemotongan pelepah daun tua atau tidak produktif.
Penunasan bertujuan untuk mempermudah kegiatan panen, pengamatan buah matang,
penyerbukan alami, pemasukan cahaya dan sirkulasi angin, mencegah brondolan
buah tersangkut di pelepah, sanitasi dan menyalurkan zat hara ke bagian lain
yang lebih produktif.
Terdapat
tiga jenis pemangkasan daun, yaitu:
a)
Pemangkasan pasir
Membuat daun kering, buah pertama atau buah busuk waktu tanaman berumur 16-20 bulan.
b)
Pemangkasan produksi
Memotong daun-daun yang tumbuhnya saling menumpuk (songgo dua) sebagai persiapan panen pada waktu tanaman berumur 20-28 bulan.
c)
Pemangkasan pemeliharaan
Membuang daun-daun songgo dua secara rutin sehingga pada pokok tanaman hanya terdapat sejumlah 28-54 helai.
Sistem
yang umum digunakan adalah sistem songgo dua, dimana jumlah pelepah daun yang
disisakan hanya dua pelepah dari tandan buah yang paling bawah. Rotasi
penunasan pada TM adalah sembilan bulan sekali.
|
Pengendalian
hama dan
penyakit tanaman
A. Penyakit
1. Penyakit Akar (Blast disease)
Gejala serangan :
- Tanaman tumbuh abnormal dan lemah
- Daun tanaman berubah menjadi berwarna kuning
- Daun tanaman berubah menjadi berwarna kuning
Penyebab
:
Jamur
Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp.
Cara
pengendalian :
-
Melakukan kegiatan persemaian dengan baik
- Mengatur pengairan agar tidak terjadi kekeringan di pertanaman
- Mengatur pengairan agar tidak terjadi kekeringan di pertanaman
2. Penyakit Busuk Pangkal Batang (Basal stem rot/Ganoderma)
Gejala
serangan:
-
Daun berwarna hijau pucat
- Jamur yang terbentuk sedikit
- Daun tua menjadi layu dan patah
- Dari tempat yang terinfeksi keluar getah
- Jamur yang terbentuk sedikit
- Daun tua menjadi layu dan patah
- Dari tempat yang terinfeksi keluar getah
Penyebab :
Jamur Ganoderma applanatum, Ganoderma
lucidum, dan Ganoderma pseudofferum.
Cara pengendalian dan pencegahan :
- Membongkar tanaman yang terserang dan
selanjutnya dibakar
- Melakukan pembumbunan tanaman
- Melakukan pembumbunan tanaman
3. Penyakit Busuk Batang Atas (Upper stem rot)
Gejala
serangan:
-
Warna daun yang terbawah berubah dan selanjutnya mati
- Batang yang berada sekitar 2 m di atas tanah membusuk
- Bagian yang busuk berwarna cokelat keabuan
- Batang yang berada sekitar 2 m di atas tanah membusuk
- Bagian yang busuk berwarna cokelat keabuan
Penyebab
:
Jamur
Fomex noxius.
Cara
pengendalian :
-
Melakukan pembongkaran tanaman yang terserang dan membuang bagian tanaman yang
terserang
- Bekas luka selanjutnya ditutupi dengan obat penutup luka
- Bekas luka selanjutnya ditutupi dengan obat penutup luka
4.
Penyakit Busuk Kering Pangkal Batang (Dry basal rot)
Gejala
serangan :
Tandan
buah membusuk dan pelepah daun bagian bawah patah.
Penyebab
:
Jamur
Ceratocytis paradoxa.
Cara
pengendalian :
Membongkar
tanaman yang terserang hebat dan selanjutnya dibakar.
5.
Penyakit Busuk Kuncup (Spear rot)
Gejala
serangan:
Jaringan
pada kuncup (spear) membusuk dan berwarna kecokelatan.
Penyebab
:
Belum
diketahui dengan pasti.
Cara
pengendalian : Memotong bagian kuncup yang terserang.
6.Penyakit
Busuk Titk Tumbuh (Bud rot)
Gejala
serangan :
-
Kuncup tanaman membusuk sehingga mudah dicabut
- Aroma kuncup yang terserang berbau busuk
- Aroma kuncup yang terserang berbau busuk
Penyebab
:
Bakteri
Erwinia.
Cara
pengendalian :
Belum
ada cara efektif untuk memberantas penyakit ini.
7. Penyakit Garis Kuning (Patch yellow)
Gejala
serangan:
Terdapat
bercak daun berbentuk lonjong berwarna kuning dan di bagian tengahnya berwarna
cokelat.
Penyebab
:
Jamur
Fusarium oxysporum.
Cara
pengendalian :
Melakukan
inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Hal ini bertujuan agar
serangan penyakit di persemaian dan pada tanaman muda dapat berkurang.
8. Penyakit Antraknosa (Anthracnose)
Gejala
serangan :
-
Terdapat bercak-bercak cokelat tua di ujung dan tepi daun
- Bercak-bercak dikelilingi warna kuning
- Bercak ini merupakan batas antara bagian daun yang sehat dan yang terserang
- Bercak-bercak dikelilingi warna kuning
- Bercak ini merupakan batas antara bagian daun yang sehat dan yang terserang
Penyebab
:
Jamur
Melanconium sp., Glomerella cingulata, dan Botryodiplodia
palmarum.
Cara
pengendalian :
-
Melakukan pengaturan jarak tanam, penyiraman secara teratur dan pemupukan
berimbang
- Tanah yang menggumpal di akar harus disertakan pada waktu pemindahan bibit dari persemaian ke pembibitan utama.
- Tanah yang menggumpal di akar harus disertakan pada waktu pemindahan bibit dari persemaian ke pembibitan utama.
Pengaplikasian
Captan 0,2% atau Cuman 0,1%.
9. Penyakit Tajuk (Crown disease)
Gejala
serangan :
Helai
daun bagian tengah pelepah berukuran kecil-kecil dan sobek.
Penyebab:
Sifat genetik yang diturunkan dari tanaman
induk.
Cara pengendalian :
Melakukan seleksi terhadap tanaman induk
yang bersifat karier penyakit ini.
10. Penyakit Busuk Tandan (Bunch rot)
Gejala serangan:
Terdapat miselium berwarna putih di antara
buah masak atau pangkal pelepah daun.
Penyebab
:
Jamur
Marasmius palmivorus.
Cara
pengendalian :
Melakukan
kastrasi, penyerbukan buatan dan menjaga sanitasi kebun, terutama pada musim
hujan.
Pengaplikasian
difolatan 0,2 %
B.
Hama
1. Nematoda (Rhadinaphelenchus cocophilus)
Gejala serangan :
- Daun terserang menggulung dan tumbuh tegak
- Warna daun berubah menjadi kuning dan selanjutnya mengering.
- Warna daun berubah menjadi kuning dan selanjutnya mengering.
Cara pengendalian:
- Pohon yang terserang dibongkar dan
selanjutnya dibakar
- Tanaman dimatikan dengan racun natrium arsenit
- Tanaman dimatikan dengan racun natrium arsenit
2. Tungau (Oligonychus sp.)
Gejala serangan :
Daun yang terserang berubah warnanya
menjadi berwarna perunggu mengkilat (bronz).
Cara pengendalian :
Pengaplikasian akasirida yang mengandung
bahan aktif tetradifon 75,2 g/l.
3. Pimelephila ghesquierei
Gejala serangan :
Serangan menyebabkan lubang pada daun muda
sehingga daun banyak yang patah.
Cara pengendalian :
- Serangan ringan dapat diatasi dengan
memotong bagian yang terserang
- Pada serangan berat dilakukan penyemprotan parathion 0,02%.
- Pada serangan berat dilakukan penyemprotan parathion 0,02%.
4. Ulat api (Setora nitens, Darna trima dan Ploneta diducta)
Gejala serangan :
Daun yang terserang berlubang-lubang.
Selanjutnya daun hanya tersisa tulang daunnya saja.
Cara pengendalian :
Pengaplikasian insektisida berbahan aktif
triazofos 242 g/l, karbaril 85 % dan klorpirifos 200 g/l.
5. Ulat kantong (Metisa plana, Mahasena corbetti dan Crematosphisa pendula)
Gejala
serangan:
-
Daun yang terserang menjadi rusak, berlubang dan tidak utuh lagi
- Selanjutnya daun menjadi kering dan berwarna abu-abu.
- Selanjutnya daun menjadi kering dan berwarna abu-abu.
Cara
pengendalian :
Pengaplikasian
timah arsetat dengan dosis 2,5 kg/ha atau dengan insektisida berbahan aktif
triklorfon 707 g/l, dengan dosis 1,5-2 kg/ha.
6.
Belalang Valanga nigricornis dan Gastrimargus marmoratus
Gejala
serangan:
Terdapat
bekas gigitan pada bagian tepi daun yang terserang.
Cara
pengendalian :
Pengendalian
dapat dilakukan dengan mendatangkan burung pemangsanya.
7. Kumbang Oryctes rhinoceros
Gejala
serangan :
Daun
muda yang belum membuka dan pada pangkal daun berlubang-lubang.
Cara
pengendalian :
Menggunakan
parasit kumbang, seperti jamur Metharrizium anisopliae dan virus Baculovirus
oryctes.
Melepaskan
predator kumbang, seperti tokek, ular dan burung.
8. Ngengat Tirathaba mundella (penggerek tandan buah)
Gejala
serangan:
Terdapat
lubang-lubang pada buah muda dan buah tua.
Cara
pengendalian :
Pengaplikasian insektisida yang mengandung
bahan aktif triklorfon 707 g/l atau andosulfan 350 g/l.
9.
Tikus (Rattus tiomanicus dan <I>Rattus
sp.)
Gejala serangan:
- Pertumbuhan bibit dan tanaman muda tidak
normal
- Buah yang terserang menunjukkan bekas gigitan.
- Buah yang terserang menunjukkan bekas gigitan.
Cara
pengendalian :
Melakukan
pengemposan pada sarangnya atau mendatangkan predator tikus, seperti kucing,
ular dan burung hantu.
Botani
Tanaman Kelapa Sawit
Tanaman
kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) termasuk ke dalam famili
Palmae dan subkelas Monocotyledoneae. Spesies lain dari genus Elaeis adalah E.
melanococca yang dikenal sebagai kelapa sawit Amerika Latin. Beberapa
varietas unggul yang ditanam adalah : Dura, Pisifera dan Tenera.
Morfologi
kelapa sawit adalah sebagai berikut:
1. Akar
Tanaman kelapa sawit memiliki jenis akar
serabut. Akar utama akan membentuk akar sekunder, tertier dan
kuartener.
2. Batang
Batang kelapa sawit berbentuk silinder
dengan diameter sekitar 20–75 cm. Tinggi batang bertambah sekitar 45 cm
per tahun. Dalam kondisi lingkungan yang sesuai pertambahan tinggi dapat
mencapai 100 cm per tahun.
3. Daun
Susunan daun kelapa sawit membentuk susunan
daun majemuk. Susunan ini menyerupai susunan daun pada tanaman
kelapa. Panjang pelepah daun sekitar 7,5–9 m. Jumlah anak
daun pada setiap pelepah berkisar antara 250–400 helai. Produksi pelepah
daun selama satu tahun mencapai 20–30 pelepah.
4. Bunga
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman
berumah satu. Rangkaian bunga jantan terpisah dengan rangkaian bunga
betina. Umumnya tanaman kelapa sawit melakukan penyerbukan silang.
5.
Buah
Buah terkumpul di dalam tandan. Dalam
satu tandan terdapat sekitar 1.600 buah. Tanaman normal akan
menghasilkan 20–22 tandan per tahun. Jumlah tandan buah pada tanaman
tua sekitar 12–14 tandan per tahun. Berat setiap tandan sekitar 25–35 kg.
Secara anatomi buah kelapa sawit tersusun
dari:
a.
Pericarp atau daging buah. Pericarp
terdiri dari:
- Mesokarp, yaitu kulit luar buah yang
keras dan licin.
-
Mesokarp, yaitu bagian daging buah yang berserabut. Mesokarp merupakan bagian yang mengandung minyak dengan
rendemen paling tinggi.
b. Biji yang tersusun dari :
- Endokarp (tempurung) yang merupakan
lapisan keras dan berwarna hitam.
- Endosperm (kernel) yang berwarna putih.
Kernel akan menghasilkan minyak inti atau palm kernel oil.
Varietas Kelapa Sawit
Varietas yang banyak diusahakan umumnya merupakan varietas jenis Tenera (persilangan varietas jenis Dura dan Pisifera). Varietas ini mewarisi sifat-sifat unggul seperti inti kecil, cangkang tipis, daging buah tebal (60–90 % dari buah) serta kandungan minyak yang tinggi. Beberapa contoh varietas unggul kelapa sawit, yaitu:
1.
Deli Dura x Pisifera Dolok Sinumbah
- Umur mulai berproduksi 30 bulan
- Jumlah tandan 12 tandan/tahun
- Berat tandan 17 kg
- Kandungan minyak 6,8 ton/ha/tahun
- Jumlah tandan 12 tandan/tahun
- Berat tandan 17 kg
- Kandungan minyak 6,8 ton/ha/tahun
2.
Deli Dura x Pisifera Bah Jambi
- Umur mulai berproduksi 30 bulan
- Jumlah tandan 13 tandan/tahun
- Berat tandan 16 kg
- Kandungan minyak 6,9 ton/ha/tahun
- Jumlah tandan 13 tandan/tahun
- Berat tandan 16 kg
- Kandungan minyak 6,9 ton/ha/tahun
3. Deli Dura x Pisifera Marihat
- Umur mulai berproduksi 30 bulan
- Jumlah tandan 12 tandan/tahun
- Berat tandan 17 kg
- Kandungan minyak 6,7 ton/ha/tahun.
- Jumlah tandan 12 tandan/tahun
- Berat tandan 17 kg
- Kandungan minyak 6,7 ton/ha/tahun.
4. Deli Dura x Pisifera
lame
- Umur mulai berproduksi 30 bulan
- Jumlah tandan 14 tandan/tahun
- Berat tandan 16 kg
- Kandungan minyak 7,0 ton/ha/tahun
- Jumlah tandan 14 tandan/tahun
- Berat tandan 16 kg
- Kandungan minyak 7,0 ton/ha/tahun
5. Deli Dura x Pisifera Yangambi
- Umur mulai berproduksi 30 bulan
- Jumlah tandan 13 tandan/tahun
- Berat tandan 16 kg
- Kandungan minyak 6,9 ton/ha/tahun
- Umur mulai berproduksi 30 bulan
- Jumlah tandan 13 tandan/tahun
- Berat tandan 16 kg
- Kandungan minyak 6,9 ton/ha/tahun
6. Deli Dura x Pisifera AVROS
- Umur mulai berproduksi 30 bulan
- Jumlah tandan 12 tandan/tahun
- Berat tandan 16 kg
- Kandungan minyak 7,0 ton/ha/tahun
- Jumlah tandan 12 tandan/tahun
- Berat tandan 16 kg
- Kandungan minyak 7,0 ton/ha/tahun
TABEL KELAS KESESUAIAN LAHAN
Kriteria
kesesuaian lahan kelapa sawit pada tanah mineral
No
|
Karakteristik lahan
|
Simbol
|
Intensitas Faktor Pembatas
|
|||
Tanpa (0)
|
Ringan (1)
|
Sedang (2)
|
Berat (3)
|
|||
1.
|
Curah hujan (mm)
|
h
|
1.750-3.000
|
1.750-1.500 >3.000
|
1.500-1.250
|
<1.250
|
2.
|
Bulan kering (bln)
|
k
|
<1
|
1 - 2
|
2 - 3
|
>3
|
3.
|
Ketinggian di atas
permukaan laut (m)
|
l
|
0 - 200
|
200 - 300
|
300 - 400
|
>400
|
4.
|
Bentuk wilayah/kemiringan
lereng (%)
|
w
|
Datar – berombak <8
|
Berombak –
bergelombang 8 - 15
|
Bergelombang -
berbukit 15 - 30
|
Berbukit-bergunung
>30
|
5.
|
Batuan di permukaan dan di dalam tanah (%-vol)
|
b
|
<3
|
3 - 15
|
15 - 40
|
> 40
|
6.
|
Kedalaman efektif (cm)
|
s
|
>100
|
100 - 75
|
75 - 50
|
<50
|
7.
|
Tekstur tanah
|
t
|
Lempung berdebu; lempung liat berpasir; lempung liat berdebu; lempung
berliat
|
Liat; liat berpasir;
lempung berpasir; lempung
|
pasir berlempung; debu
|
liat berat; pasir
|
8.
|
Kelas drainase
|
d
|
baik; sedang
|
agak terhambat; agak
cepat
|
cepat; terhambat
|
sangat cepat; sangat terhambat;tergenang
|
9.
|
pH
|
a
|
5,0-6,0
|
4,0-5,0 6,0-6,5
|
3,5-4,0 6,5-7,0
|
7,0
|
Kriteria
kesesuaian lahan kelapa sawit pada tanah gambut
No
|
Karakteristik
lahan
|
Simbol
|
Intensitas
Faktor Pembatas
|
|||
Tanpa (0)
|
Ringan (1)
|
Sedang (2)
|
Berat (3)
|
|||
1.
|
Curah hujan (mm)
|
h
|
1.750-3.000
|
1.750-1.500 >3.000
|
1.500-1.250
|
<1.250
|
2.
|
Bulan kering (bln)
|
k
|
<1
|
1 – 2
|
2 - 3
|
>3
|
3.
|
Ketinggian di atas
permukaan laut (m)
|
l
|
0 - 200
|
200 – 300
|
300 - 400
|
>400
|
4.
|
Kandungan bahan kasar
(%-vol)
|
b
|
<3
|
3 – 15
|
15 - 40
|
> 40
|
5.
|
Ketebalan gambut (cm)
|
s
|
0 - 60
|
60 – 150
|
150 - 300
|
> 300
|
6.
|
Tingkat pelapukan
gambut
|
t
|
Saprik
|
Hemosaprik; Saprohemik
|
Hemik; Fibrohemik; Hemofibrik
|
Fibrik
|
7.
|
Campuran bahan mineral
(%-vol)
|
m
|
<3
|
3 - 15
|
15 - 40
|
>40
|
8.
|
Kelas drainase
|
d
|
-
|
-
|
Terhambat
|
Sangat Terhambat ;
Tergenang
|
9.
|
pH
|
a
|
5,0-6,0
|
4,0-5,0 6,0-6,5
|
3,5-4,0 6,5-7,0
|
7,0
|
Klasifikasi
kesesuaian lahan
KELAS KESESUAIAN LAHAN
|
KRITERIA
|
KELAS S1 (SANGAT
SESUAI)
|
Unit lahan yang
memiliki tidak lebih dari satu pembatas ringan (optimal).
|
KELAS S2 (SESUAI)
|
Unit lahan yang
memiliki lebih dari satu pembatas ringan dan/atau tidak memiliki lebih dari
satu pembatas sedang.
|
KELAS S3 (AGAK
SESUAI)
|
Unit lahan yang
memiliki lebih dari satu pembatas sedang dan/atau tidak memiliki lebih dari
satu pembatas berat.
|
KELAS N1 (TIDAK
SESUAI BERSYARAT )
|
Unit lahan yang
memiliki pembatas berat yang dapat diperbaiki.
|
KELAS N2 (TIDAK
SESUAI PERMANEN)
|
Unit lahan yang
memiliki pembatas berat yang tidak dapat diperbaiki.
|
Penggolongan
Kelas Kesesuaian (Sys, 1980)
1.
S1 (sangat sesuai) = Unit lahan tersebut maksimal mempunyai 4 faktor pembatas
ringan.
2.
S2 (Cukup sesuai) = Unit lahan mempunyai pembatas ringan 3-4 , dan maksimal 3
pembatas sedang
3.
S3 (Marginal) = Unit lahan mempunyai 2-3 pembatas ringan dan maksimal 1
pembatas berat (severe)
4.
N (tidak sesuai) = Mempunyai > 1 pembatas berat (severe)
10 Maret 2016 pukul 22.35
SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<
SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<