Budidaya Kelapa Sawit / Palm Oil (Elaeis guineensis Jacq.)

Ekologi Kelapa Sawit
Daerah pengembangan tanaman kelapa sawit yang sesuai berada pada 15 °LU-15 °LS. Ketinggian pertanaman kelapa sawit yang ideal berkisar antara 0-500 m dpl. Kelapa sawit menghendaki curah hujan sebesar 2.000-2.500 mm/tahun. Suhu optimum untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 29-30 °C.  Intensitas penyinaran matahari sekitar 5-7 jam/hari. Kelembaban optimum yang ideal sekitar 80-90 %.  Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol.  Nilai pH yang optimum adalah  5,0–5,5.   Kelapa sawit menghendaki tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase baik dan memiliki lapisan solum yang dalam tanpa lapisan padas. Kondisi topografi pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15o. 
Perbanyakan
Perbanyakan kelapa sawit dilakukan dengan cara generatif dan saat ini sudah dilakukan kultur jaringan untuk memperbanyak kelapa sawit. Pada pembiakan dengan kultur jaringan digunakan bahan pembiakan berupa sel akar (metode Inggris) dan sel daun (metode Perancis). Metode ini mampu memperbanyak bibit tanaman secara besar-besaran dengan tingkat produksi tinggi dan pertumbuhan tanaman seragam.

Persyaratan Benih
Benih untuk bibit kelapa sawit disediakan oleh Marihat Research Station dan Balai Penelitian Perkebunan Medan. Benih dengan kualitas sangat baik ini berasal dari induk Delidura dan bapak Pisifera.

Pengecambahan Benih (Cara Balai Penelitian Perkebunan Medan)
a) Tangkai tandan buah dilepaskan dari spikeletnya.
b) Tandan buah diperam selama tiga hari dan sekali-kali disiram air. Pisahkan buah dari tandannya dan peram lagi selama 3 hari.
c) Masukkan buah ke mesin pengaduk untuk memisahkan daging buah dari biji. Cuci biji  dengan air dan masukkan ke dalam larutan Dithane M-45 0,2% selama 3 menit. Keringanginkan dan seleksi untuk memberoleh biji yang berukuran seragam.
d)Semua benih disimpan di dalam ruangan bersuhu 22 derajat C dan kelembaban 60-70% sebelum dikecambahkan.
Pengecambahan Benih

a)  Rendam biji dalam air selama 6-7 hari dan ganti air tiap hari, lalu rendam dalam Dithane M-45 0,2% selama 2 menit. Biji dikeringanginkan.
b)  Masukkan biji ke dalam kaleng pengecambahan dan tempatkan dalam ruangan dengan temperatur 39 derajat C dan kelembaban 60-70% selama 60 hari. Setiap 7 hari benih dikeringanginkan selama 3 menit.
c)  Setelah 60 hari rendam benih dalam air sampai kadar air 20-30% dan keringanginkan lagi. Masukkan biji ke larutan Dithane M-45 0,2% 1-2 menit. Simpan benih di ruangan 27 derajat C. Setelah 10 hari benih berkecambah. Biji yang berkecambah pada hari ke 30 tidak digunakan lagi.

Pembibitan
Terdapat dua teknik pembibitan yaitu: (a) cara langsung tanpa dederan dan (b) cara tak langsung dengan 2 tahap (double stages system), yaitu melalui dederan/pembibitan awal (prenursery) selama 3 bulan dan pembibitan utama(nursery)selama 9 bulan.

Lahan pembibitan dibersihkan, diratakan dan dilengkapi dengan instalasi penyiraman. Jarak tanam biji di pembibitan adalah 50x50, 55x55, 60x60, 65x65, 70x70, 75x75, 80x80, 85x85, 90x90 atau 100x100 dalam bentuk segitiga sama sisi. Jadi, kebutuhan bibit per hektar antara 25.000-12.500.
a)  Cara langsung
Kecambah langsung ditanam di dalam polibag ukuran besar seperti pada cara pembibitan. Cara ini menghemat tenaga dan biaya.
b)  Cara tak langsung
1.  Dederan
Tujuan pembibitan awal adalah untuk memperoleh bibit kelapa sawit yang merata pertumbuhannya sebelum dipindahkan ke pembibitan utama.  Umumnya pembibitan awal dilakukan dengan cara pembibitan kantong plastik. Kegiatan pemeliharaan di pembibitan awal meliputi pemeliharaan jalan dan saluran air, penyiraman, penyiangan, pemupukan, penjarangan naungan, pengendalian hama dan penyakit  serta seleksi bibit.
Kecambah dimasukkan ke dalam polibag 12x23 atau 15x23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah lapisan atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu lembab. Simpan polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3-4 bulan dan berdaun 4-5 helai bibit dipindahtanamkan ke pembibitan.
2.  Pembibitan
Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40 x 50 atau 45 x 60 cm  setebal 0,11 mm yang berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak. Sebelum bibit ditanam, siram tanah di dalam polibag sampai lembab. Polibag disusun di atas lahan yang telah diratakan dan diatur dalam posisi segitiga sama sisi dengan jarak seperti disebutkan di atas.
Kegiatan pemeliharaan bibit di pembibitan utama meliputi:
1.  Penyiraman
Kegiatan penyiraman di pembibitan utama dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pada pagi dan sore hari.  Jumlah air yang diperlukan sekitar 9–18 liter per minggu untuk setiap bibit.
2.  Pemupukan
Pupuk yang digunakan dapat berupa pupuk tunggal atau pupuk majemuk (N,P,K dan Mg) dengan komposisi 15:15:6:4 atau 12:12:7:2.    
3.  Seleksi bibit
Seleksi dilakukan sebanyak tiga kali.  Seleksi pertama dilakukan pada waktu pemindahan bibit ke pembibitan utama.  Seleksi kedua dilakukan setelah bibit berumur empat bulan di pembibitan utama.  Seleksi terakhir dilakukan sebelum bibit dipindahkan ke lapangan. Bibit dapat dipindahkan ke lapangan setelah berumur 12-14 bulan. Tanaman yang bentuknya abnormal dibuang, dengan ciri-ciri:
a)  bibit tumbuh meninggi dan kaku
b)  bibit terkulai
c)  anak daun tidak membelah sempurna
d)  terkena penyakit
e)  anak daun tidak sempurna.

Penanaman
Pembukaan lahan dilakukan cara mekanis (membajak dan menggaru) dan cara kimia yaitu dengan herbisida.  Lubang tanam dibuat 2-3 bulan sebelum penanaman bibit di lapangan. Bibit ditanam dengan jarak tanam 9 m x 9m.  Jarak tanam yang digunakan pada tanah bergelombang adalah 8,7 m x  8,7 m.  Lubang tanam diberi pupuk dasar berupa Rock Phosphate (RP) dengan dosis 500 g per lubang.  Areal yang masih belum ditanami dan terbuka perlu ditanami tanaman penutup tanah (Legume Cover Crop). Contoh tanaman ini adalah Peuraria javanicaCalopogonium mucunoides dan  Centrosema pubescens.

Pemeliharaan Tanaman
Pemupukan
Tujuan dari pemupukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM) adalah untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif.  Sedangkan pemupukan pada tanaman menghasilkan (TM) diarahkan untuk produksi buah.  Pemberian pupuk dilakukan dua kali setahun, yaitu pada awal musim hujan dan akhir musim hujan. Pemupukan dilakukan dengan menyebarkan pupuk secara merata di dalam piringan.  Jenis pupuk yang digunakan pada TBM berupa pupuk tunggal ataupun pupuk majemuk, seperti CF 12.12.5.12 ( 12 % N, 12 % P2O5, 5 % K2O, 12 % MgO), Urea (45 % N), RP (60 % P2O5), Murriate of Potash (60 % K2O), Kieserite ( 26 % MgO) dan Borate (46 % B2O5). Pemupukan pada TM berdasarkan hasil analisa daun yang dilakukan pada tahun sebelumnya.  Dosis pupuk yang diaplikasikan pada TBM dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Dosis pemupukan tanaman kelapa sawit belum   menghasilkan (TBM).
------------------------------------------------------------------------------------
Umur tanaman(bulan)       Jenis dan dosis pupuk (kg/pohon)
    SA TSP KCI Kieserite Garam Borium
------------------------------------------------------------------------------------
 0   - 0.50 - -  -
 1   0.10 - - -  -
 3   0.25 - 0.15 0.15  -
 5   0.25 - 0.15 0.15  -
 8   0.25 0.50 0.25 0.15  0.02
 12   0.25 - 0.25 0.15  -
 16   0.50 0.50 0.50 0.25  0.03
 20   0.50 - 0.50 0.25  -
 24   0.50 - 0.50 0.25  0.05
 28   0.75 1.00 0.75 0.25  -
 32   0.75 - 0.75 0.25  -
------------------------------------------------------------------------------------
        Total   4.10 2.50 3.80 1.85  0.01
------------------------------------------------------------------------------------
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, 1987

Kastrasi
Kastrasi adalah kegiatan pembuangan bunga dan buah pasir untuk merangsang pertumbuhan vegetatif serta untuk mencegah infeksi hama dan penyakit.  Kastrasi dilakukan ketika tanaman mulai berbunga untuk pertama kalinya sampai tanaman berumur 33 bulan (6 bulan sebelum panen).  Kastrasi dilakukan dengan interval satu bulan sekali.
Penyerbukan Buatan
Bunga jantan dan betina pada tanaman kelapa sawit letaknya terpisah dan masaknya tidak bersamaan sehingga penyerbukan alami kurang intensif. Faktor lain yang menyebabkan perlunya penyerbukan buatan adalah karena jumlah bunga jantan kurang, kelembaban yang tinggi atau musim hujan yang panjang. Untuk mengoptimalkan jumlah tandan yang berbuah, dilakukan penyerbukan  buatan oleh manusia  atau oleh serangga. Penyerbukan buatan dilakukan setelah kegiatan kastrasi dihentikan.
a) Penyerbukan oleh Manusia
Dilakukan saat tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang sedang represif (bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari jantan). Ciri bunga represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala putik kemerah-merahan dan berlendir.
Cara penyerbukan:
1. Bak seludang bunga.
2. Campurkan serbuk sari dengan talk murni (1:2). Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium.
3. Semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan menggunakan baby duster/puffer.
b) Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit (SPKS).
Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus yang tertarik pada bau bunga jantan. Serangga dilepas pada saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara ini adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak lebih besar 15% dan produksi inti meningkat sampai 30%. Kekurangan cara ini buah sulit rontok, tandan buah harus dibelah dua dalam pemrosesan.
Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma bertujuan menghindarkan tanaman kelapa sawit dari persaingan dengan gulma dalam hal pemanfaatan unsur hara, air dan cahaya.  Kegiatan pengendalian gulma juga bertujuan  untuk mempermudah kegiatan panen.  Contoh gulma yang dominan di areal pertanaman kelapa sawit adalah Imperata cylindrica, Mikania micrantha, Cyperus rotundus, Otochloa nodosa, Melostoma malabatricum, Lantana camara, Gleichenia linearis dan sebagainya.  Pengendalian gulma terdiri dari penyiangan di piringan (circle weeding), penyiangan gulma yang tumbuh diantara tanaman LCC, membabat atau membongkar gulma berkayu dan kegiatan buru lalang (wiping).
Penunasan atau Pemangkasan Daun
Penunasan merupakan kegiatan pemotongan pelepah daun tua atau tidak produktif.  Penunasan bertujuan untuk mempermudah kegiatan panen, pengamatan buah matang, penyerbukan alami, pemasukan cahaya dan sirkulasi angin, mencegah brondolan buah tersangkut di pelepah, sanitasi dan menyalurkan zat hara ke bagian lain yang lebih produktif. 
Terdapat tiga jenis pemangkasan daun, yaitu:
a)  Pemangkasan pasir
Membuat daun kering, buah pertama atau buah busuk waktu tanaman berumur 16-20 bulan.
b)  Pemangkasan produksi
Memotong daun-daun yang tumbuhnya saling menumpuk (songgo dua) sebagai persiapan panen pada waktu tanaman berumur 20-28 bulan.
c)  Pemangkasan pemeliharaan
Membuang daun-daun songgo dua secara rutin sehingga pada pokok tanaman hanya terdapat sejumlah 28-54 helai.
Sistem yang umum digunakan adalah sistem songgo dua, dimana jumlah pelepah daun yang disisakan hanya dua pelepah dari tandan buah yang paling bawah.  Rotasi penunasan pada TM adalah sembilan bulan sekali.

 Pengendalian hama dan penyakit tanaman 

A. Penyakit
1. Penyakit Akar (Blast disease)
Gejala serangan :
- Tanaman tumbuh abnormal dan lemah 
- Daun tanaman berubah menjadi berwarna kuning
Penyebab :
Jamur Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp.
Cara pengendalian :
- Melakukan kegiatan persemaian dengan baik
- Mengatur pengairan agar tidak terjadi kekeringan di pertanaman

2. Penyakit Busuk Pangkal Batang (Basal stem rot/Ganoderma)
Gejala serangan:
- Daun berwarna hijau pucat 
- Jamur yang terbentuk sedikit
- Daun tua menjadi layu dan patah 
- Dari tempat yang terinfeksi keluar getah
Penyebab :
Jamur Ganoderma applanatum, Ganoderma lucidum, dan Ganoderma pseudofferum.
Cara pengendalian  dan pencegahan :
- Membongkar tanaman yang terserang dan selanjutnya dibakar
- Melakukan pembumbunan tanaman

3. Penyakit Busuk Batang Atas (Upper stem rot)
Gejala serangan:
- Warna daun yang terbawah berubah dan selanjutnya mati
- Batang yang berada sekitar 2 m di atas tanah membusuk
- Bagian yang busuk berwarna cokelat keabuan
Penyebab :
Jamur Fomex noxius.
Cara pengendalian :
- Melakukan pembongkaran tanaman yang terserang dan membuang bagian tanaman yang terserang
- Bekas luka selanjutnya ditutupi dengan obat penutup luka 
 4. Penyakit Busuk Kering Pangkal Batang  (Dry basal rot)

Gejala serangan :
Tandan buah membusuk dan pelepah daun bagian bawah patah.
Penyebab :
Jamur Ceratocytis paradoxa.
Cara pengendalian :
Membongkar tanaman yang terserang hebat dan selanjutnya dibakar.
 
5. Penyakit Busuk Kuncup (Spear rot)
Gejala serangan:
Jaringan pada kuncup (spear) membusuk dan berwarna kecokelatan.
Penyebab :
Belum diketahui dengan pasti.
Cara pengendalian : Memotong bagian kuncup yang terserang.
6.Penyakit Busuk Titk Tumbuh (Bud rot)

Gejala serangan :
- Kuncup tanaman membusuk sehingga mudah dicabut
- Aroma kuncup yang terserang berbau busuk
Penyebab :
Bakteri Erwinia.
Cara pengendalian :
Belum ada cara efektif untuk memberantas penyakit ini.

7. Penyakit Garis Kuning (Patch yellow)
Gejala serangan:
Terdapat bercak daun berbentuk lonjong berwarna kuning dan di bagian tengahnya berwarna cokelat.
Penyebab :
Jamur Fusarium oxysporum.
Cara pengendalian :
Melakukan inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda.  Hal ini bertujuan agar serangan penyakit di persemaian dan pada tanaman muda dapat berkurang.

8. Penyakit Antraknosa (Anthracnose)
Gejala serangan :  
- Terdapat bercak-bercak cokelat tua di ujung dan tepi daun
- Bercak-bercak dikelilingi warna kuning
- Bercak ini merupakan batas antara bagian daun yang sehat dan yang terserang
Penyebab :  
Jamur Melanconium sp., Glomerella cingulata, dan Botryodiplodia palmarum.
Cara pengendalian :
- Melakukan pengaturan jarak tanam, penyiraman secara teratur dan pemupukan berimbang
- Tanah yang menggumpal di akar harus disertakan pada waktu pemindahan bibit dari persemaian ke pembibitan utama.
Pengaplikasian Captan 0,2% atau Cuman 0,1%.

9. Penyakit Tajuk (Crown disease)
Gejala serangan :  
Helai daun bagian tengah pelepah berukuran kecil-kecil dan sobek.
Penyebab:
Sifat genetik yang diturunkan dari tanaman induk.
Cara pengendalian :
Melakukan seleksi terhadap tanaman induk yang bersifat karier penyakit ini.

10. Penyakit Busuk Tandan (Bunch rot)
Gejala serangan:
Terdapat miselium berwarna putih di antara buah masak atau pangkal pelepah daun.
Penyebab :
Jamur Marasmius palmivorus.
Cara pengendalian :
Melakukan kastrasi, penyerbukan buatan dan menjaga sanitasi kebun, terutama pada musim hujan.
Pengaplikasian difolatan 0,2 %
B. Hama

1. Nematoda (Rhadinaphelenchus cocophilus)
Gejala serangan :
- Daun terserang menggulung dan tumbuh tegak
- Warna daun berubah menjadi kuning dan selanjutnya mengering.
Cara pengendalian:
- Pohon yang terserang dibongkar dan selanjutnya dibakar
- Tanaman dimatikan dengan racun natrium arsenit

2. Tungau (Oligonychus sp.)
Gejala serangan :
Daun yang terserang berubah warnanya menjadi berwarna perunggu mengkilat (bronz).
Cara pengendalian :
Pengaplikasian akasirida yang mengandung bahan aktif tetradifon 75,2 g/l.

3. Pimelephila ghesquierei
Gejala serangan :  
Serangan menyebabkan lubang pada daun muda sehingga daun banyak yang patah.
Cara pengendalian :    
- Serangan ringan dapat diatasi dengan memotong bagian yang terserang
- Pada serangan berat dilakukan penyemprotan parathion 0,02%.

4. Ulat api (Setora nitens, Darna trima dan Ploneta diducta)
Gejala serangan :
Daun yang terserang berlubang-lubang. Selanjutnya  daun hanya tersisa tulang daunnya saja.
Cara pengendalian :
Pengaplikasian insektisida berbahan aktif triazofos 242 g/l, karbaril 85 % dan klorpirifos 200 g/l.

5. Ulat kantong (Metisa plana, Mahasena corbetti dan Crematosphisa pendula)
Gejala serangan:
- Daun yang terserang menjadi rusak, berlubang dan tidak utuh lagi
- Selanjutnya daun menjadi kering dan berwarna abu-abu.
Cara pengendalian :
Pengaplikasian timah arsetat dengan dosis 2,5 kg/ha atau dengan insektisida berbahan aktif triklorfon 707 g/l, dengan dosis 1,5-2 kg/ha.
6.  Belalang Valanga nigricornis dan Gastrimargus marmoratus

Gejala serangan: 
Terdapat bekas gigitan pada bagian tepi daun yang terserang.
Cara pengendalian :  
Pengendalian dapat dilakukan dengan mendatangkan burung pemangsanya.

7. Kumbang Oryctes rhinoceros
Gejala serangan :
Daun muda yang belum membuka dan pada pangkal daun berlubang-lubang.
Cara pengendalian :
Menggunakan parasit kumbang, seperti jamur Metharrizium anisopliae dan virus Baculovirus oryctes
Melepaskan predator kumbang, seperti tokek, ular dan burung.

8. Ngengat Tirathaba mundella (penggerek tandan buah)
Gejala serangan:
Terdapat lubang-lubang pada buah muda dan buah tua.
Cara pengendalian :
Pengaplikasian insektisida yang mengandung bahan aktif triklorfon 707 g/l atau andosulfan 350 g/l.
9. Tikus (Rattus tiomanicus dan <I>Rattus sp.)           
Gejala serangan: 
- Pertumbuhan bibit dan tanaman muda tidak normal
- Buah yang terserang menunjukkan bekas gigitan.
Cara pengendalian :
Melakukan pengemposan pada sarangnya atau mendatangkan predator tikus, seperti kucing, ular dan burung hantu.
Botani Tanaman Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.)  termasuk ke dalam famili Palmae dan subkelas Monocotyledoneae. Spesies lain dari genus Elaeis adalah E. melanococca yang dikenal sebagai kelapa sawit Amerika Latin. Beberapa varietas unggul yang ditanam adalah : Dura, Pisifera dan Tenera.
Morfologi kelapa sawit adalah sebagai berikut:
1. Akar
Tanaman kelapa sawit memiliki jenis akar serabut.  Akar utama akan membentuk akar sekunder, tertier dan kuartener. 
2. Batang
Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter sekitar 20–75 cm.  Tinggi batang bertambah sekitar 45 cm per tahun.  Dalam kondisi lingkungan yang sesuai pertambahan tinggi dapat mencapai 100 cm per tahun. 
3. Daun
Susunan daun kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk.  Susunan ini menyerupai susunan daun pada tanaman kelapa.  Panjang pelepah daun sekitar  7,5–9 m.  Jumlah anak daun pada setiap pelepah berkisar antara 250–400 helai.  Produksi pelepah daun selama satu tahun mencapai 20–30 pelepah.
4. Bunga
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu. Rangkaian bunga jantan terpisah dengan rangkaian bunga betina.  Umumnya tanaman kelapa sawit melakukan penyerbukan silang. 
5. Buah
Buah terkumpul di dalam tandan. Dalam satu tandan terdapat sekitar 1.600 buah.  Tanaman normal akan menghasilkan  20–22 tandan per tahun.  Jumlah tandan buah pada tanaman tua sekitar 12–14 tandan per tahun.  Berat setiap tandan sekitar 25–35 kg.
Secara anatomi buah kelapa sawit tersusun dari:
a. Pericarp atau daging buah.  Pericarp terdiri dari:
- Mesokarp, yaitu kulit luar buah yang keras dan licin.
- Mesokarp, yaitu bagian daging buah yang berserabut.  Mesokarp merupakan bagian yang mengandung minyak dengan rendemen paling tinggi.
b. Biji yang tersusun dari :
- Endokarp (tempurung) yang merupakan lapisan keras dan berwarna hitam.
- Endosperm (kernel) yang berwarna putih.  Kernel akan menghasilkan minyak inti atau palm kernel oil.
Varietas Kelapa Sawit

Varietas yang banyak diusahakan umumnya merupakan varietas jenis Tenera (persilangan varietas jenis Dura dan Pisifera).  Varietas ini mewarisi sifat-sifat unggul seperti inti kecil, cangkang tipis, daging buah tebal (60–90 % dari buah) serta kandungan minyak yang tinggi. 
Beberapa contoh varietas unggul kelapa sawit, yaitu:
1. Deli Dura x Pisifera Dolok Sinumbah
- Umur mulai berproduksi 30 bulan
- Jumlah tandan 12 tandan/tahun
- Berat tandan 17 kg
- Kandungan minyak 6,8 ton/ha/tahun
2. Deli Dura x Pisifera Bah Jambi
- Umur mulai berproduksi 30 bulan
- Jumlah tandan 13 tandan/tahun
- Berat tandan 16 kg
- Kandungan minyak 6,9 ton/ha/tahun
3. Deli Dura x Pisifera Marihat
- Umur mulai berproduksi 30 bulan
- Jumlah tandan 12 tandan/tahun
- Berat tandan 17 kg
- Kandungan minyak 6,7 ton/ha/tahun.
 4. Deli Dura x Pisifera lame
- Umur mulai berproduksi 30 bulan
- Jumlah tandan 14 tandan/tahun
- Berat tandan 16 kg
- Kandungan minyak 7,0 ton/ha/tahun
 5. Deli Dura x Pisifera Yangambi
- Umur  mulai berproduksi 30 bulan
- Jumlah tandan 13 tandan/tahun
- Berat tandan 16 kg
- Kandungan minyak 6,9 ton/ha/tahun
6. Deli Dura x Pisifera AVROS
- Umur mulai berproduksi 30 bulan
- Jumlah tandan 12 tandan/tahun
- Berat tandan 16 kg
- Kandungan minyak 7,0 ton/ha/tahun
TABEL KELAS KESESUAIAN LAHAN
Kriteria kesesuaian lahan kelapa sawit pada tanah mineral
No
Karakteristik lahan
Simbol
Intensitas Faktor Pembatas
Tanpa (0)
Ringan (1)
Sedang (2)
Berat (3)
1.
Curah hujan (mm)
h
1.750-3.000
1.750-1.500 >3.000
1.500-1.250
<1.250
2.
Bulan kering (bln)
k
<1
1 - 2
2 - 3
>3
3.
Ketinggian di atas permukaan laut (m)

l
  0 - 200
  200 - 300
  300 - 400
  >400
4.
Bentuk wilayah/kemiringan lereng (%)

w

Datar – berombak <8
Berombak – bergelombang 8 - 15
Bergelombang - berbukit 15 - 30
Berbukit-bergunung >30
5.
Batuan di permukaan dan di dalam tanah (%-vol)

b
<3
3 - 15
15 - 40
> 40
6.
Kedalaman efektif (cm)
s
>100
100 - 75
75 - 50
<50
7.
Tekstur tanah
t
Lempung berdebu; lempung liat berpasir; lempung liat berdebu; lempung berliat
Liat; liat berpasir; lempung berpasir; lempung
pasir berlempung; debu
liat berat; pasir
8.
Kelas drainase
d
baik; sedang
agak terhambat; agak cepat
cepat; terhambat
sangat cepat; sangat terhambat;tergenang
9.
pH
a
5,0-6,0
4,0-5,0 6,0-6,5
3,5-4,0 6,5-7,0
7,0
 
Kriteria kesesuaian lahan kelapa sawit pada tanah gambut
No
Karakteristik lahan
Simbol
Intensitas Faktor Pembatas
Tanpa (0)
Ringan (1)
Sedang (2)
Berat (3)
1.
Curah hujan (mm)
h
1.750-3.000
1.750-1.500 >3.000
1.500-1.250
<1.250
2.
Bulan kering (bln)
k
<1
1 – 2
2 - 3
>3
3.
Ketinggian di atas permukaan laut (m)
l
0 - 200
200 – 300
300 - 400
>400
4.
Kandungan bahan kasar (%-vol)
b
<3
3 – 15
15 - 40
> 40
5.
Ketebalan gambut (cm)
s
0 - 60
60 – 150
150 - 300
> 300
6.
Tingkat pelapukan gambut
t
Saprik
Hemosaprik; Saprohemik
Hemik; Fibrohemik; Hemofibrik
Fibrik
7.
Campuran bahan mineral (%-vol)
m
<3
3 - 15
15 - 40
>40
8.
Kelas drainase
d
-
-
Terhambat
Sangat Terhambat ; Tergenang
9.
pH
a
5,0-6,0
4,0-5,0 6,0-6,5
3,5-4,0 6,5-7,0
7,0
 
Klasifikasi kesesuaian lahan  
KELAS KESESUAIAN LAHAN
KRITERIA
KELAS S1 (SANGAT SESUAI)
Unit lahan yang memiliki tidak lebih dari satu pembatas ringan (optimal).
KELAS S2 (SESUAI)  
Unit lahan yang memiliki lebih dari satu pembatas ringan dan/atau tidak memiliki lebih dari satu pembatas sedang.
KELAS S3 (AGAK SESUAI)
Unit lahan yang memiliki lebih dari satu pembatas sedang dan/atau tidak memiliki lebih dari satu pembatas berat.
KELAS N1 (TIDAK SESUAI BERSYARAT )
Unit lahan yang memiliki pembatas berat yang dapat diperbaiki.
KELAS N2 (TIDAK SESUAI PERMANEN)
Unit lahan yang memiliki pembatas berat yang tidak dapat diperbaiki.
 
Penggolongan Kelas Kesesuaian (Sys, 1980)  
1. S1 (sangat sesuai) = Unit lahan tersebut maksimal mempunyai 4 faktor pembatas ringan.
2. S2 (Cukup sesuai) = Unit lahan mempunyai pembatas ringan 3-4 , dan maksimal 3 pembatas sedang
3. S3 (Marginal) = Unit lahan mempunyai 2-3 pembatas ringan dan maksimal 1 pembatas berat (severe)
4. N (tidak sesuai) = Mempunyai > 1 pembatas berat (severe)    

1 Response to " "

  1. Blogger Says:

    SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
    DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
    HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....

    …TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…

    **** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
    1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
    2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
    3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
    4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..

    …=>AKI KANJENG<=…
    >>>085-320-279-333<<<






    SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
    DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
    HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....

    …TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…

    **** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
    1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
    2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
    3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
    4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..

    …=>AKI KANJENG<=…
    >>>085-320-279-333<<<

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Search